I'm going to post a short story about future ELF (In bahasa) I don't know this is a fanfiction or no XD
Enjoy XD sorry so many typo :p
This
Feeling Lasts Forever
Kulihat pantulan diriku di kaca.
Aku dengan gaun putihku dan bunga di tanganku. Ya, aku akan menikah. Aku akan
menikah dengan seorang pria. Jujur, aku tidak mencintanya. Karena hatiku hanya
untuk mereka. Hatiku hanya untuk 15 orang itu. Hatiku hanya untuk Super Junior.
Perlahan – lahan kulangkahkan
kakiku ke depan altar. Aku masih ragu, apakah keputusan yang kubuat memanglah
benar. Aku tidak mencintainya, tidak akan pernah. Hatiku hanya mempunyai 15
tempat bagi Super Junior. Namun, bagaimana lagi. Yang kuinginkan adalah
kebahagiaan orang tuaku. Kuucapkan janji pernikahan yang suci itu. Kini aku
sepenuhnya milik pria itu. Hanya satu hal yang tidak akan pernah ia dapatkan.
Hatiku. Ya, hatiku. Hadirin bertepuk tangan. Yang bisa kulakukan hanyalah
tersenyum. Walau itu hanyalah senyum paksaan. Sebenarnya, apa yang saat ini
kurasakan? Senang, sedih, marah, atau apa? Sudahlah, itu tidak penting. Yang
terpenting adalah kebahagiaan ayahku.
Kini waktunya untuk resepsi
pernikahanku. Kembali kugunakan sebuah gaun. Bukan lagi gaun putih, melainkan
gaun berwarna sapphire blue. Aku tahu, itu memang warna yang aneh untuk gaun
pengantin. Tapi, apakah itu salah? Inilah warna yang memberiku kekuatan.
Setidaknya, aku tidak akan menangis ketika melihat warna ini. Aku memasuki ruang
resepsi perlahan – lahan. Kulihat wajah ayahku yang tersenyum bahagia.
Setidaknya aku tahu kalau ayahku bahagia. Semua orang menatapku. Entah mereka
takjub atau malah bingung. Resepsi pernikahanku dimulai. Semuanya bahagia.
Kecuali aku. Bisakah aku menghilang dari dunia ini? Oh, sungguh aku ingin
menghilang saat ini juga. Tiba – tiba, kudengar lagu itu. Lagu yang dinyanyikan
oleh 15 orang yang kucintai. Semua orang bingung. Untuk apa lagi itu diputar
lagi? Lagu yang dulu sangat terkenal, namun kini sudah dilupakan. Judulnya
adalah Marry U. Aku menahan air mataku yang hampir jatuh. Janji itu. Aku
teringat janji itu. Janji mereka untuk tetap bersama kami hingga akhir. Super
Junior dan kami, ELF sebutan untuk fans mereka. Namun, janji itu hanyalah janji. Janji yang
tidak akan terwujud. Kau tahu? Hari ini adalah tanggal 6 November 2025. Sengaja
aku memilih tanggal ini, karena tanggal ini sangat spesial. 6 November... Hari anniversary mereka. Dan hari
ini, seharusnya adalah hari anniversary mereka yang ke-25. Seharusnya aku
sedang bersama mereka sekarang. Seharusnya kami, Super Junior dan ELF merayakan
anniversary bersama – sama. Hah, itu hanyalah mimpi. Mimpi yang tidak akan
terwujud.
Tahun demi tahun kulewati. Aku
hanya bisa berpura – pura bahagia. Kucoba untuk melupakan 15 pria itu. Namun,
semakin keras aku mencoba semakin susah untuk melupakan mereka. Kini, aku
memiliki seorang anak perempuan. Anak perempuan yang sangat cantik. Ia kini
sedang mengidolakan sebuah boyband. Ia benar – benar menggilai mereka. Dia
benar –benar mirip denganku dulu. “Mama, boyband yang sangat kusukai akan
mengadakan konser! Aku ingin menonton mereka. Boleh ya, ma?” ujarnya dengan
penuh semangat. Kupandang wajahnya. Aku ingin mengiyakan namun kulihat mukanya
yang sangat pucat. Kupegang dahinya. Badannya sangat panas. “Kamu sakit,
sayang. Lain kali saja ya?” kataku sambil tersenyum. “Tapi.. Mereka belum tentu
akan datang lagi.. Ayolah ma, aku sangat ingin menonton mereka,” katanya dengan
memohon. “Tidak sayang. Mama tidak mau ada yang terjadi padamu,” jawabku. “Mama
jahat!” teriaknya padaku. Ia berlari menuju kamarnya dan mengunci pintunya.
Kudengar ia menangis... Sungguh aku tidak tega. Tapi, bagaimana lagi. Aku takut
sesuatu akan terjadi kepadanya. Kubujuk dia untuk keluar. “Mama gabisa ngertiin
aku. Mama jahat. Mama gatau rasanya jadi aku. Mama gabakal pernah ngerti,” ia
berteriak padaku sambil terisak. “Tidak nak,” jawabku. Aku mengerti. Aku benar
– benar mengerti. bahkan, aku lebih mengerti daripada dirinya. Aku berjalan
pelan ke kamarku. Kubuka box itu. Box yang sudah lama sekali tidak kubuka.
Kulihat isinya... Album – album Super Junior. Kupandangi mereka satu persatu...
Aku kembali teringat ketika pertama kali aku mengetahui mereka.
Kulihat pantulan wajahku di cermin
di dalam kamarku. Wajahku penuh luka dan memar. Aku berumur 12 tahun dan aku
dibully di sekolah. Entah karena apa semua orang membenciku. Semua orang
memukulku, menendangku, mengejekku dan mengolok – olok diriku. Tak jarang aku
mendapat surat terror dari orang tidak jelas. Orangtuaku tahu? Tidak. Aku tidak
mau membuat mereka sedih. Ah, aku sudah tidak tahan. Aku tidak kuat lagi hidup
seperti ini. Aku ingin bunuh diri. Aku sudah tidak peduli lagi. Aku tidak
peduli lagi akan apapun. Orangtuaku akan sedih? Mungkin. Aku menyayangi mereka.
Tapi, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Apakah mereka peduli
denganku? Aku tidak tahu. Yang aku tahu tidak seorangpun ada di rumah dan ini
waktu yang tepat bagiku untuk mengakhiri hidupku. Niatku sudah bulat. Kupegang
sebuah pisau di tangan kananku. Aku siap memotong urat nadiku sampai akhirnya
aku melihat mereka. 15 orang penyanyi di dalam sebuah boyband. Kutatap TVku...
Mereka sedang menyanyikan lagu Miracle. Kuresapi lagu itu... Life couldn’t get
better.. ya, hidupku tidak akan bisa lebih baik... Namun ketika kau muncul
hidupku berubah... kata – kata itu meresap di hatiku. Kuletakkan pisau yang
kupegang. Mereka, Super Junior memberiku kekuatan untuk tetap hidup. Aku
berhutang nyawa kepada mereka. Mulai dari hari itu, aku berjanji untuk tetap
bertahan hidup.
Leeteuk, Heechul, Hangeng, Yesung,
Kangin, Shindong, Sungmin, Eunhyuk, Donghae, Siwon, Ryeowook, Kibum, Kyuhyun,
ZhouMi, dan Henry. 15 pemuda dengan bakat dan kemampuan yang unik. Mereka membuatku tersenyum karena tingkah
laku mereka yang lucu. Mereka membuatku sangat bahagia ketika melihat mereka
tampil secara langsung untuk pertama kalinya. Setiap aku dibully, akan timbul
keinginan untuk bunuh diri. Namun ketika mendengar lagu mereka, aku akan
tersenyum dan melupakan keinginanku untuk bunuh diri. Mereka memberikanku
semangat untuk tetap hidup. Aku sudah benar – benar tergila – gila pada mereka.
Sepertinya, aku mencintai Super Junior. Hatiku hanya untuk mereka. Aku tidak
bisa mencintai orang lain selain mereka.
Hari demi hari kulalui dengan penuh
kebahagiaan. Mereka benar – benar mengubah hidupku. Hidupku berubah 180
derajat. Aku sudah tidak peduli dengan terror yang kudapat. Selama Super Junior
ada, aku kuat.
Namun, kebahagiaanku tidak
bertahan lama. Aku mendapat sebuah kabar yang sangat membuatku shock. Mamaku
kritis. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku terpaku. Sampai akhirnya
aku menangis. Menangis sejadi – jadinya. Aku hancur. Aku benar – benar hancur.
Aku berlari menuju rumah sakit. Aku tidak peduli dengan hal lainnya. Dunia
serasa berhenti berputar... aku hanya bisa mendengar langkah kakiku yang tak
karuan. Aku bisa merasakan detak jantungku yang sangat cepat. Aku hanya bisa
berlari dan menangis. Aku tidak peduli dengan tatapan aneh semua orang di
sekelilingku. Aku berlari, berlari, dan terus berlari. Sampai akhirnya aku
sampai di rumah sakit. Aku tersentak kaget ketika mengetahui mamaku sudah
tiada. Aku shock. Aku tidak bisa berbuat apa – apa. Aku terjatuh. Aku menangis
lagi. Aku menangis dan terus menangis hingga aku tidak tahu apa yang terjadi.
Saat aku terbangun, aku sudah berada di dalam kamarku. Mungkin aku pingsan.
Apakah ini mimpi? Mamaku tidak mungkin meninggal kan? Tapi, semuanya terlihat
begitu nyata. Tuhan kenapa Engkau mengambil nyawa mamaku dan bukan nyawaku?
Kenapa Engkau sungguh tidak adil? Aku menangis lagi. Aku depresi. Pikiranku
sudah tidak jernih. Mana ayah? Kemana engkau ketika aku membutuhkanmu? Aku
sungguh tidak berartikah bagimu? Buat apa lagi aku hidup? Kini hidupku serasa
sebatang kara. Buat apalagi aku hidup? Aku sudah benar – benar putus asa. Aku
ingin bunuh diri. Kali ini tidak akan ada lagi yang bisa menghambatku. Lagu –
lagu mereka sudah tidak dapat menyentuh hatiku lagi. Hatiku benar – benar sudah
buta. Kubukan handphoneku, dan ku lihat twitterku. Setidaknya aku bisa
mengucapkan terima kasih dan permohonan maafku untuk terakhir kalinya kepada
Super Junior. Kurefresh TLku hingga akhirnya aku menemukan tweet itu. Meet and
Greet Super Junior. Baiklah, aku akan menunda keinginanku untuk bunuh diri.
Setidaknya aku harus menahan diriku untuk melihat Super Junior untuk terakhir
kalinya. Jujur, hari – hariku semakin suram. Semua orang mengejekku tidak punya
mama. Hatiku hancur. Benar – benar hancur. Aku sudah tidak bisa melawan...
Mereka memukulku, menendangku, menjatuhkan harga diriku. Aku sudah tidak peduli
lagi. Toh sebentar lagi aku juga akan pergi dari dunia ini menyusul mama.
Hari itupun tiba. Meet and Greet
Super Junior. Aku bersiap – siap. Kulihat memar dan luka di wajahku. Tidak
hanya di wajah, di seluruh badanku. Apa yang harus aku lakukan? Baiklah aku
akan memakai jaket, kaos lengan panjang, celana panjang, topi, dan kacamata
hitam. Aku tidak mau terlihat seperti ini di depan Super Junior. Akupun
berangkat. Sesampainya di sana, aku segera mencari tempat duduk. Beruntung, aku
bisa mendapatkan tempat duduk di paling depan, tepat di depan panggung. Super Junior masuk. Aku meneriakkan nama
mereka satu per satu. Setidaknya aku harus melakukan yang terbaik untuk
terakhir kalinya. Mereka tersenyum dengan bahagia. Wajah mereka berbinar –
binar. Tanpa kusadari air mataku jatuh. Aku terharu. Ini terakhir kalinya aku
melihat mereka. Untuk terakhir kalinya aku bisa meneriakkan nama mereka.
Keputusanku sudah bulat dan tidak ada yang bisa menghalanginya. Setelah
menyanyikan beberapa lagu, akhirnya Meet and Greet diselesaikan dengan lagu
terakhir, From U. “This song is dedicated, to the world’s biggest fanclub, the
ELF, my girls my angels,” ujar sang leader, Leeteuk. Aku menangis... aku benar –
benar terharu. Tak henti – hentinya aku berteriak terima kasih. Hingga di akhir
lagu, aku benar – benar histeris. Aku menangis sejadi – jadinya. Ternyata,
Super Junior memberikan kami kejutan. Kami bisa meminta tanda tangan mereka.
Segera semua ELF berebutan untuk berbaris di depan. Aku hanya tersenyum dan
berusaha untuk menenagkan diriku. Aku akan baris di paling akhir. Aku tidak mau
mengganggu ELF lain. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih bagi Super
Junior. Aku mengantri dengan sabar hingga tiba giliranku. Aku berusaha untuk
tersenyum di depan mereka. Aku berharap mereka tidak bisa melihat memar dan
lukaku. Namun, ternyata mereka melihat memar dan lukaku yang dengan susah payah
kututupi. Ryeowook membuka jaketku dan menggulung lengan kaosku. Tatapannya
shock. “Kenapa? Ke ke kenapa? Apa yang terjadi? Bagaimana bisa seperti ini?”
tanya Ryeowook terbata – bata. Aku menceritakan semuanya. Mereka tampak sangat
shock dan sedih. Bahkah kulihat Ryeowook dan Eunhyuk meneteskan air mata. “Kau,
kau adalah ELF yang kuat,” kata Siwon kepadaku. “Kau sungguh tabah. Aku
takjub,” sambung Eunhyuk. “Kau cantik... sayang sekali mereka tidak bisa
melihat kecantikanmu... Mereka malah merusak kecantikanmu itu,” kata Donghae.
“Kau tidak berniat untuk bunuh dirikan? Kamu harus kuat! Kamu harus bertahan,”
ujar Ryeowook dengan penuh kecemasan. Aku mengangguk pelan. “Ya, maksud
kedatanganku ke Meet and Greet ini adalah untuk mengucapkan terima kasih dan
selamat tinggal kepada kalian,” jawabku lemah.”Tidak! Kau tidak boleh menyerah!
Kamu harus bertahan hingga akhir. Kami ada di sini untuk mendukungmu. Super
Junior akan selalu mendukung ELF,” kata Sungmin kepadaku. “Kau, berjanjilah
pada kami kau akan bertahan hingga akhir. Kau akan kuat. Kau akan mendukung
Super Junior hingga akhir. Kamu harus bertahan. Janji?” tanya Leeteuk. Aku
mengangguk. Sungguh, mereka sangat baik kepadaku. Mereka benar – benar
perhatian kepada fans mereka. Aku merasa tersentuh. Mereka memelukku. Mereka
terus memberiku support. Mereka tak lelah memotivasiku hingga mereka yakin aku
tidak akan berniat lagi untuk bunuh diri. Sekali lagi, Super Junior
menyelamatkan hidupku. Yak, aku benar – benar berjanji. Aku akan bertahan
hingga akhir. Aku akan kuat. Aku akan mendukung Super Junior hingga akhir. Aku
berjanji.
Air mata tak bisa kutahan lagi.
Mengingat masa dulu bersama Super Junior sungguh menyayat hatiku. Mereka benar
– benar mengubah hidupku. Sekarang mereka sudah tidak menjadi sebuah grup. Lama
kelamaan mereka menjadi tua dan menurut manajemen mereka, mereka sudah tidak
laku lagi. Oh, sungguh. Apakah pihak manajemen tidak melihat kami? Kami ELF
yang kecewa karena mereka harus dibubarkan. ELF yang menangis karena mereka
dibubarkan. Apakah kami tidak terlihat? Kenapa? Kenapa mereka harus bubar.
Kenapa mereka tidak bisa menepati janji mereka untuk bertahan tidak hanya untuk
20 tahun atau 30 tahun melainkan sampai ELF tidak menginginkan mereka lagi.
Kami masih menginginkan kalian. Kami masih membutuhkan kalian. Tapi mengapa
kalian harus bubar? Kenapa? Hatiku bergejolak. Setidaknya, aku bisa mengingat
mereka sebagai kenangan terindah di dalam hidupku. Kuambil handphoneku.
Kutelpon keempat belas temanku. Kami berjanji untuk bertemu. Aku segera
bersiap. Memakai bajuku yang berwarna biru, dan rok ku yang berwarna biru. Kuangkat
box yang tadi kubuka, lalu kuambil sebuah lightstick. Lightstick berwarna
sapphire blue yang sudah mulai redup. Aku tersenyum. Akupun berjalan menuju
tempat yang telah kami sepakati.
Ketika aku sampai, dapat kudengar
suara lagu itu. Shining Star. Aku hampir menangis namun kukuatkan diriku.
Kulihat keempat belas temanku sudah berada di sana. Hanya kurang satu orang
yaitu aku. Kami memang sudah tidak muda lagi. Kami sudah memiliki anak namun
cinta kami kepada Super Junior belum pudar. Kami mengenang masa – masa dulu
ketika kami menonton konser bersama. Ketika kami, berjanji kepada mereka untuk
selalu mencintai mereka hingga akhir. Ketika Super Junior berjanji untuk
mencintai kami hingga akhir. Ketika ELF dan Super Junior berjanji untuk menjadi
satu selamanya. Semua tinggalah kenangan. Kini kami memiliki keluarga masing –
masing. Apa yang sedang mereka lakukan ya? Apakah mereka masih mengingat kami? Mungkin
ya atau mungkin tidak. Entahlah. Yang terpenting kami masih mengingat dan masih
mencintai mereka. Sekarang, kami berempat belas mernyanyi bersama. Kami
menyanyikan lagu Our Love bersama – sama. Kami meneriakkan fanchant bersama.
Kami mengenang masa dulu bersama. Banyak dari kami yang menangis. Termaksud
aku. Yang lain yang tidak menangis, aku yakin mata mereka berkaca – kaca.
Kenangan manis yang tidak akan kami lupakan. Kenangan terindah yang pernah kami
dapatkan. Satu per satu, kami berjalan pulang. Aku benar – benar merasa menjadi
seorang yang berutung dapat mengenal teman – temanku dan juga Super Junior.
Tahun demi tahun kulewati. Kini
aku sudah benar – benar tua. Aku tahu, ajalku sudah dekat. Anakku sudah dewasa,
kini ia sudah menikah. Aku sedang memperhatikan cucuku yang sedang bermain. Ia
kini berumur 7 tahun. Tiba – tiba, ia berlari ke arahku. Ia menanyakan sesuatu
kepadaku. “Nek, cinta itu apasih?” tanyanya dengan polos. Aku tersenyum. “Cinta
itu adalah ketika kamu menyanyangi seseorang lebih dari apapun. Ketika kamu mau
melakukan apa saja demi dirinya. Dan yang terpenting, cinta itu adalah ketika
kamu bahagia ketika melihat orang yang kamu cintai bahagia walaupun kamu
bukanlah bagian dari kebahagiaan itu,” jawabku. “Hah? Aku gak ngerti,” ujarnya
kepadaku. “Suatu saat nanti kamu akan mengerti,” jawabku sambil mengusap
rambutnya. Ia hanya mengangguk tersenyuk dan segera berlari kembali ke mainan
miliknya.
Malam harinya, aku tidak bisa
tidur. Aku memutuskan untuk berjalan – jalan ke luar. Aku berhenti di sebuah
taman. Aku duduk di sebuah bangku dan memandang ke langit. Entah kenapa, langit
hari ini sangat cerah. Aku melihat warna biru, bukan warna hitam. Bintang –
bintang bertebaran di mana – mana. Sang rembulan menyinariku seakan menemaniku
di malam yang sunyi ini. Aku termenung menatap langit. Tiba – tiba aku
mengingat kata – kata itu. “Super Junior akan terus berlanjut hingga warna
Sapphire Blue menutupi seluruh dunia.” Apakah warna itu sudah menutupi seluruh
dunia? Jawabanku adalah ya. Tapi, mengapa mereka harus berhenti. Kenapa mereka
harus berpisah? Apakah ELF dan Super Junior tidak bisa menjadi satu selamanya?
Aku tersenyum menahan tangisku. Kupejampkan mataku. Kuingat kembali kenangan
manis bersama Super Junior. Setidaknya, menjadi seorang ELF adalah suatu
kehormatan bagi diriku. Super Junior dan ELF, kami berbagi segalanya bersama.
Senang, sedih, senyum, tangis semuanya bersama. Akupun teringat tentang
janjiku. Janjiku kepada Leeteuk untuk tetap mencintai mereka hingga akhir.
Apakah aku sudah? Belum. Super Junior memang sudah tidak menjadi satu kesatuan
lagi tapi kenangan bersama mereka masih terus akan ada hingga akhir. Aku belum
menepati janjiku, tapi aku yakin aku akan menepati janjiku. Nanti ketika aku
tiada, aku masih akan tetap mencintai Super Junior. aku akan mengingat mereka
sebagai kenangan terindah bagiku. Aku akan menepati janjiku. Aku akan bertahan
hingga akhir. Aku akan mencintai mereka hingga akhir. Aku berjanji aku akan
menepati janjiku kepada mereka. Haha, aku berpikir. Kehidupan masa lalu ELF dan
Super Junior seperti apa ya? Kenapa sekarang kami bisa diikat dengan ikatan sekuat
ini? Dan, apa jadinya nanti Super Junior dan ELF di kehidupan selanjutnya? Aku
yakin kami akan tetap bersama. Perlahan – lahan kunyanyikan lagu Promise You
dengan suaraku yang parau. “Promise you, kimiwo omotte bokuwa ikiruyo
tsunagatteiru kokoroto kokorokara. Promise You, tsutaetainowa tada aishiteru
chikauyo eien no kakerawo.” Aku berjanji seumur hidupku aku hanya akan
memikirkan dirimu. Kita itu satu dari hati ke hati. Aku berjanji, apa yang mau
kukatakan hanyalah aku mencintaimu. Aku akan berjanji, hingga akhir. Kapan aku
meninggal? Aku tidak tahu. Aku hanya perlu mengetahui satu hal yaitu hingga
waktu itu tiba, aku akan selalu mencintai Super Junior. Aku akan menepati
janjiku. Dengan perlahan kusebut nama mereka satu per satu, “Park Jungsoo, Kim
Heechul, Hangeng, Kim Jongwoon, Kim Youngwoon, Shin Donghee, Lee Sungmin, Lee
Hyukjae, Lee Donghae, Choi Siwon, Kim Ryeowook, Kim Kibum, Cho Kyuhyun, Zhoumi,
Henry Lau. Aku mencintai kalian. Aku sangat mencintai kalian. Aku akan menepati
janjiku untuk mencintai kalian hingga akhir. Terima kasih atas kenangan indah
yang kalian berikan kepadaku. Aku tidak akan pernah melupakannya. Karena...
perasaaan ini akan bertahan selamanya... Selamanya bahkan ketika aku sudah
tiada... Karena aku mencintai kalian, dan selamanya akan begitu. Saranghaeyo.”
I hope you like it! comment please :) Btw I make this for my short story homework XD
No comments:
Post a Comment